Tangki yang dibuang menjadi kehidupan kedua saat anak sekolah belajar tentang keberlanjutan

George Heagney14:42, 27 Agustus 2022

Siswa Sekolah Kopane melihat-lihat kantong potongan plastik yang menunggu untuk menjalani proses pemotongan.

Pelajaran panjang tentang keberlanjutan telah berakhir setelah anak-anak dari sekolah Manawatū dapat melihat tangki air tua tak berguna yang dibuang di sekolah untuk diberikan kehidupan kedua.

Sebuah 20.000 tangki air, yang telah rusak dan terbelah besar,dibuang di lapangan di Sekolah Kopanesuatu pagi di bulan Maret.

Tangki itu dicincang dan dibawa pergi oleh Malcolm Brown dan Mark Jones dari Gyro Plastics di Feilding.Itu dibawa ke Auckland dan digiling menjadi bubuk halus dan dibawa kembali ke Gyro Plastics untuk diubah menjadi tempat sampah plastik, yang disumbangkan ke sekolah untuk digunakan menyimpan peralatan olahraga.

Minggu ini anak-anak dari Sekolah Kopane diberi tur Plastik Gyro dan diperlihatkan apa yang dilakukan perusahaan dengan plastik.Sebagian besar pekerjaan Gyro adalah membuat kotak tenaga plastik.

Abigail Jermey, kiri, dan Breccan Pugh memasukkan tangan mereka ke bubuk tanah yang dulunya adalah tangki air.

Kepala sekolah Kopane, Matt Costley berkata: “Mereka menyelesaikan lingkaran perjalanan keberlanjutan untuk tangki.

IKLAN

Beriklan dengan Stuff

"Sesuatu yang dimulai sebagai hal bodoh yang tidak masuk akal akan memiliki tujuan."

Dia mengatakan salah satu nilai sekolah adalah keberlanjutan dan ini adalah cara yang baik bagi anak-anak untuk melihat bagaimana sesuatu diambil dan diberikan kehidupan baru.

Brown mengatakan potongan tangki dibawa kembali ke pabrik untuk dibersihkan dan dipotong menjadi bagian yang lebih kecil.

WARWICK SMITH/STUFF

Manajer produksi Gyro, Mark Jones, menjawab pertanyaan anak-anak tentang penggilingan ulang dan daur ulang plastik.

Mereka mengirimnya ke Auckland untuk digiling menjadi bubuk, lalu dibawa kembali ke Feilding dalam 15 kantong berukuran 25 kilogram.

Brown mengatakan mereka ingin membantu mengajari anak-anak tentang keberlanjutan.

Murid Kopane, Charlie Hampson-Hirst, 12, mengatakan dia mengira tank itu hanya sampah ketika muncul di sekolah, tetapi keren melihat apa yang bisa digunakan untuk saat ini.

Dia mengatakan mereka telah belajar tentang menjadi berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Kisah dimulai setelah Costley membagikan foto tank di halaman Facebook sekolah.

Sally Spencer, direktur pelaksana Vision Plastics Selandia Baru di Auckland, dikirimi pos media sosial sehingga dia mulai bekerja mengatur solusi dan menghubungi Gyro.

WARWICK SMITH/STUFF

Tank tersebut saat ditinggalkan di Sekolah Kopane pada bulan Maret.